1. Pengaruh
dominasi bahasa Inggris terhadap perkembangan dan penyebaran penelitian
linguistik terapan.
Dalam beberapa dekade terakhir, bahasa Inggris
telah menjadi bahasa dominan dalam dunia akademik, termasuk dalam penelitian
linguistik terapan. Pengaruh dominasi bahasa Inggris ini membawa dampak yang
signifikan terhadap perkembangan serta penyebaran penelitian di bidang ini.
Artikel ini akan membahas bagaimana dominasi bahasa Inggris mempengaruhi
berbagai aspek linguistik terapan, mulai dari aksesibilitas penelitian,
kolaborasi internasional, hingga dampaknya terhadap keberagaman linguistik dan
kebijakan bahasa.
1.
Aksesibilitas dan Standarisasi dalam Publikasi Akademik
Salah satu dampak utama dominasi bahasa Inggris
dalam penelitian linguistik terapan adalah meningkatnya aksesibilitas hasil
penelitian oleh komunitas akademik global. Karena sebagian besar jurnal
bereputasi tinggi menggunakan bahasa Inggris, penelitian yang diterbitkan dalam
bahasa ini lebih mudah dijangkau oleh para peneliti dan praktisi dari berbagai
negara.
Menurut Swales (1997), "English has
established itself as the primary language of academic communication, ensuring
that research reaches a wider audience and is more likely to be cited"
(hlm. 374). Dengan demikian, peneliti yang menggunakan bahasa Inggris memiliki
peluang lebih besar untuk mendapatkan pengakuan dan pengaruh dalam komunitas
akademik global.
Namun, dominasi ini juga menciptakan hambatan
bagi peneliti yang tidak memiliki kemahiran tinggi dalam bahasa Inggris. Mereka
sering kali menghadapi kesulitan dalam menulis artikel berkualitas tinggi
sesuai standar jurnal internasional, yang pada akhirnya dapat membatasi
penyebaran penelitian dari negara-negara non-Inggris.
2.
Kolaborasi Internasional dan Mobilitas Akademik
Dominasi bahasa Inggris dalam penelitian
linguistik terapan juga mendorong meningkatnya kolaborasi internasional antara
akademisi dari berbagai negara. Bahasa Inggris berfungsi sebagai lingua franca dalam
konferensi akademik, seminar, dan proyek penelitian lintas negara, sehingga
mempermudah pertukaran ide dan perkembangan teori baru dalam bidang ini.
Hamel (2007) mencatat bahwa "the use of
English in academic collaboration has facilitated international networking and
has increased the exchange of knowledge across different linguistic
backgrounds" (hlm. 55). Dengan adanya bahasa yang sama, para peneliti dari
berbagai latar belakang bahasa dapat bekerja sama lebih efektif, menghasilkan
publikasi bersama, dan mempercepat kemajuan penelitian dalam linguistik
terapan.
Namun, penggunaan bahasa Inggris sebagai
satu-satunya medium komunikasi akademik juga dapat menghambat perspektif lokal
yang berbasis pada bahasa dan budaya lain. Beberapa penelitian yang menggunakan
bahasa asli dapat mengalami marginalisasi karena kurangnya visibilitas dalam
komunitas akademik global.
3.
Dampak terhadap Keberagaman Linguistik dalam Penelitian
Salah satu kritik utama terhadap dominasi bahasa
Inggris dalam linguistik terapan adalah bahwa hal ini dapat mengurangi
keberagaman linguistik dalam penelitian. Banyak teori dan konsep yang
dikembangkan dalam bahasa Inggris cenderung mendominasi diskursus akademik,
sementara perspektif dari bahasa lain sering kali tidak mendapatkan perhatian
yang layak.
Ammon (2012) menyoroti bahwa "the dominance
of English in research can lead to a homogenization of academic discourse,
where ideas from non-English-speaking contexts are underrepresented" (hlm.
310). Artinya, penelitian yang dilakukan dalam bahasa lain sering kali tidak
mendapat cukup eksposur dalam komunitas akademik global, meskipun memiliki
nilai ilmiah yang signifikan.
Sebagai contoh, penelitian dalam linguistik
terapan yang berkaitan dengan kebijakan bahasa lokal atau metodologi pengajaran
bahasa tertentu mungkin lebih efektif jika dilakukan dalam bahasa setempat.
Namun, tekanan untuk menerbitkan dalam bahasa Inggris dapat membuat peneliti
menyesuaikan pendekatan mereka agar sesuai dengan standar internasional, yang
terkadang menghilangkan nuansa dan konteks lokal dari penelitian mereka.
4.
Pengaruh terhadap Kurikulum dan Pendidikan Linguistik Terapan
Dalam dunia pendidikan, dominasi bahasa Inggris
juga mempengaruhi pengembangan kurikulum dan metode pengajaran linguistik
terapan. Banyak program studi linguistik terapan di berbagai negara mengadopsi
kurikulum yang berbasis pada sumber daya akademik dalam bahasa Inggris, yang
dapat mengarah pada pemahaman yang lebih sempit terhadap disiplin ini.
Menurut Phillipson (1992), "the English
language’s role in academia extends beyond research—it shapes how subjects are
taught and understood in many institutions worldwide" (hlm. 48). Hal ini
berarti bahwa mahasiswa linguistik terapan di berbagai negara sering kali
bergantung pada teori dan literatur yang dikembangkan dalam konteks
Anglo-Amerika, yang mungkin tidak sepenuhnya relevan dengan kebutuhan
linguistik dan pedagogis di lingkungan mereka sendiri.
Sebagai konsekuensi, banyak institusi pendidikan
tinggi mulai memperkenalkan pendekatan bilingual atau multibahasa dalam
pengajaran linguistik terapan untuk memastikan bahwa mahasiswa dapat memahami
konsep-konsep utama dalam bahasa mereka sendiri sebelum beralih ke literatur
akademik dalam bahasa Inggris.
5.
Implikasi terhadap Kebijakan Bahasa
Dominasi bahasa Inggris dalam penelitian
linguistik terapan juga berdampak pada kebijakan bahasa di berbagai negara.
Banyak pemerintah dan lembaga pendidikan mulai menekankan pentingnya kemahiran
bahasa Inggris dalam pendidikan tinggi, yang terkadang mengarah pada pengurangan
dukungan untuk penelitian dalam bahasa lokal.
Van Parijs (2011) mengemukakan bahwa "the
prioritization of English in academic research often influences language
policies, sometimes at the expense of local languages and linguistic
diversity" (hlm. 143). Akibatnya, beberapa bahasa minoritas atau regional
mungkin kurang mendapat perhatian dalam penelitian linguistik terapan, yang
dapat berujung pada penurunan jumlah publikasi dan proyek penelitian dalam
bahasa-bahasa tersebut.
Namun, beberapa inisiatif telah muncul untuk
mengatasi ketidakseimbangan ini, seperti penerbitan jurnal bilingual dan
promosi akses terbuka untuk penelitian dalam berbagai bahasa. Beberapa
komunitas akademik juga mulai mendorong penerbitan dalam bahasa lokal guna
memperkaya perspektif dalam bidang linguistik terapan.
Dominasi bahasa Inggris dalam penelitian
linguistik terapan memiliki dampak yang luas terhadap perkembangan dan
penyebaran ilmu ini. Di satu sisi, penggunaan bahasa Inggris meningkatkan
aksesibilitas, memfasilitasi kolaborasi internasional, dan mempercepat
pertukaran informasi ilmiah. Namun, di sisi lain, dominasi ini juga dapat
menghambat keberagaman linguistik, membatasi perspektif lokal, dan mempengaruhi
kebijakan bahasa dalam pendidikan dan penelitian.
Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan antara
penggunaan bahasa Inggris sebagai lingua franca akademik dengan upaya untuk
mendukung penelitian dalam berbagai bahasa. Inisiatif seperti jurnal bilingual,
kebijakan penerbitan multibahasa, dan peningkatan dukungan terhadap penelitian
dalam bahasa lokal dapat membantu menciptakan ekosistem akademik yang lebih
inklusif dan beragam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar