1. Alasan
sebagian besar publikasi dalam bidang linguistik terapan diterbitkan dalam
bahasa Inggris.
Dalam dunia akademik, bahasa Inggris telah
menjadi lingua franca dalam banyak disiplin ilmu, termasuk linguistik terapan.
Sebagian besar publikasi ilmiah dalam bidang ini diterbitkan dalam bahasa
Inggris, meskipun terdapat banyak komunitas akademik yang menggunakan bahasa
lain. Artikel ini akan membahas beberapa alasan utama di balik dominasi bahasa
Inggris dalam publikasi linguistik terapan, termasuk faktor sejarah, ekonomi,
dan akademik.
1.
Dominasi Sejarah dan Politik Bahasa Inggris dalam Ilmu Pengetahuan
Salah satu alasan utama mengapa bahasa Inggris
mendominasi publikasi dalam linguistik terapan adalah sejarah kolonialisme dan
pengaruh politik negara-negara berbahasa Inggris dalam pengembangan ilmu pengetahuan
modern. Sejak abad ke-19 dan ke-20, negara-negara seperti Amerika Serikat dan
Inggris telah memainkan peran utama dalam membentuk kebijakan pendidikan dan
penelitian global.
Phillipson (1992) dalam bukunya Linguistic
Imperialism berargumen bahwa "the dominance of English in academia is
a continuation of colonial policies that established English as the language of
administration, education, and research" (hlm. 48). Dengan kata lain,
kebijakan kolonial yang menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa utama dalam
pendidikan dan pemerintahan telah memberikan dampak jangka panjang terhadap
dominasi bahasa ini dalam dunia akademik, termasuk dalam bidang linguistik
terapan.
2.
Peran Jurnal dan Penerbit Internasional Berbasis di Negara Berbahasa Inggris
Banyak jurnal akademik terkemuka dalam linguistik
terapan, seperti Applied Linguistics (Oxford University Press), TESOL
Quarterly (Teachers of English to Speakers of Other Languages), dan Journal
of Second Language Writing, berbasis di negara-negara berbahasa Inggris
seperti Amerika Serikat dan Inggris. Penerbit akademik utama, seperti Cambridge
University Press dan Routledge, juga menerbitkan sebagian besar karya dalam
bahasa Inggris.
Menurut Swales (1997), "the gatekeeping role
of major English-language journals and publishers ensures that English remains
the primary medium of academic communication" (hlm. 374). Artinya, untuk
mencapai visibilitas yang lebih luas, para peneliti dari berbagai negara
cenderung menerbitkan karya mereka dalam bahasa Inggris agar dapat diakses oleh
komunitas akademik global.
3.
Kemudahan Akses dan Distribusi Global
Dengan perkembangan teknologi dan digitalisasi
jurnal ilmiah, publikasi dalam bahasa Inggris lebih mudah diakses oleh
akademisi dari berbagai belahan dunia. Banyak basis data akademik utama,
seperti Scopus dan Web of Science, lebih banyak mencantumkan jurnal dalam
bahasa Inggris dibandingkan dengan bahasa lain. Hal ini memperkuat dominasi
bahasa Inggris sebagai medium utama dalam publikasi ilmiah.
Hamel (2007) menyatakan bahwa "the
globalization of academic publishing has reinforced the preference for English,
as it allows for wider dissemination and greater academic impact" (hlm.
55). Dengan demikian, para akademisi lebih cenderung memilih bahasa Inggris
untuk memastikan penelitian mereka dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan
mendapatkan lebih banyak sitasi.
4.
Standarisasi dalam Pendidikan dan Pengajaran Bahasa
Linguistik terapan sering kali berkaitan dengan
pengajaran bahasa asing dan kebijakan bahasa. Karena bahasa Inggris adalah
bahasa yang paling banyak dipelajari sebagai bahasa kedua di dunia, penelitian
dalam linguistik terapan cenderung diterbitkan dalam bahasa Inggris agar dapat
digunakan oleh komunitas akademik dan praktisi di berbagai negara.
Seperti yang dikemukakan oleh Crystal (2003),
"English has become the dominant language in the field of applied
linguistics because it serves as the primary language of instruction and
assessment in many educational contexts worldwide" (hlm. 89). Oleh karena
itu, penggunaan bahasa Inggris dalam publikasi linguistik terapan juga didorong
oleh kebutuhan praktis dalam dunia pendidikan dan pengajaran bahasa.
5.
Tekanan Akademik dan Publikasi di Jurnal Bereputasi
Banyak universitas dan lembaga penelitian di
seluruh dunia mendorong para akademisi untuk menerbitkan karya mereka di jurnal
bereputasi tinggi yang sering kali menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa
utama. Kinerja akademik sering diukur berdasarkan jumlah publikasi yang
diterbitkan dalam jurnal yang terindeks secara global, yang sebagian besar
menggunakan bahasa Inggris.
Menurut Ferguson (2007), "academic career
progression is increasingly linked to publications in high-impact
English-language journals, which reinforces the dominance of English in
scholarly communication" (hlm. 215). Dengan kata lain, tekanan akademik
untuk mendapatkan pengakuan internasional dan kenaikan pangkat dalam karier
akademik turut mendorong para peneliti untuk menerbitkan karya mereka dalam
bahasa Inggris.
6.
Faktor Ekonomi dan Investasi dalam Riset
Negara-negara berbahasa Inggris, khususnya
Amerika Serikat dan Inggris, mengalokasikan dana yang besar untuk penelitian
akademik, termasuk dalam bidang linguistik terapan. Banyak proyek penelitian,
konferensi internasional, dan beasiswa yang didanai oleh institusi yang
berbasis di negara-negara ini, yang pada akhirnya berkontribusi pada dominasi
bahasa Inggris dalam publikasi akademik.
Van Parijs (2011) dalam Linguistic Justice
for Europe and for the World menyoroti bahwa "the economic advantages
associated with English as a global academic language ensure its continued
dominance in scholarly publishing" (hlm. 143). Hal ini menunjukkan bahwa
bahasa Inggris tetap menjadi bahasa utama dalam akademik karena adanya dukungan
ekonomi yang kuat dari negara-negara berbahasa Inggris.
7.
Kritik terhadap Dominasi Bahasa Inggris dalam Linguistik Terapan
Meskipun dominasi bahasa Inggris dalam publikasi
akademik memiliki banyak keuntungan, hal ini juga menimbulkan kritik. Banyak
akademisi berpendapat bahwa dominasi bahasa Inggris dapat menyebabkan
marginalisasi penelitian yang dilakukan dalam bahasa lain, sehingga menghambat
keragaman linguistik dalam ilmu pengetahuan.
Ammon (2012) menyatakan bahwa "the
preference for English in academic publishing creates an imbalance, where
valuable research in other languages is often overlooked or undervalued"
(hlm. 310). Oleh karena itu, beberapa inisiatif telah dilakukan untuk
meningkatkan visibilitas penelitian dalam bahasa lain, seperti penerbitan
jurnal bilingual dan promosi akses terbuka untuk penelitian non-Inggris.
Bahasa Inggris telah menjadi bahasa utama dalam
publikasi linguistik terapan karena berbagai faktor, termasuk sejarah kolonial,
dominasi jurnal dan penerbit berbahasa Inggris, kemudahan akses dan distribusi
global, serta tekanan akademik untuk menerbitkan di jurnal bereputasi tinggi.
Meskipun ada manfaat dari standarisasi ini, kritik terhadap dominasi bahasa
Inggris juga harus diperhatikan untuk memastikan bahwa penelitian dalam
berbagai bahasa tetap mendapatkan pengakuan yang layak dalam komunitas akademik
global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar