1. Mengapa
editor merasa perlu untuk tetap mempertahankan publikasi dalam bahasa Inggris
meskipun menyadari dampak hegemoninya?
Bahasa Inggris telah menjadi lingua franca dalam
publikasi ilmiah global, memungkinkan para peneliti dari berbagai latar
belakang untuk berkomunikasi dan berbagi temuan mereka secara luas. Namun,
dominasi bahasa Inggris dalam dunia akademik sering kali dikritik karena
dianggap menciptakan ketimpangan akses dan mengesampingkan bahasa serta
perspektif ilmuwan dari negara-negara non-bahasa Inggris. Meskipun menyadari
dampak hegemonik ini, banyak editor jurnal ilmiah tetap mempertahankan
publikasi dalam bahasa Inggris. Artikel ini akan membahas alasan di balik
keputusan tersebut dengan mengacu pada berbagai sumber akademik.
Pentingnya
Bahasa Inggris sebagai Lingua Franca Ilmiah
Salah satu alasan utama mengapa editor tetap
mempertahankan publikasi dalam bahasa Inggris adalah perannya sebagai lingua
franca dalam komunitas akademik internasional. Hyland (2016) menegaskan bahwa
"bahasa Inggris memungkinkan komunikasi lintas batas dan meningkatkan
keterbacaan serta dampak penelitian ilmiah" (p. 89). Dengan menggunakan
satu bahasa yang dapat dipahami secara luas, jurnal ilmiah dapat menjangkau
audiens yang lebih besar dan memastikan bahwa hasil penelitian lebih mudah
diakses oleh komunitas ilmiah global.
Selain itu, banyak editor berpendapat bahwa
publikasi dalam bahasa Inggris meningkatkan daya saing jurnal mereka. Jurnal
yang menerbitkan artikel dalam bahasa Inggris cenderung memiliki faktor dampak
yang lebih tinggi, yang sering digunakan sebagai indikator kualitas akademik.
Swales (2004) mencatat bahwa "publikasi dalam bahasa Inggris memberikan
keuntungan kompetitif bagi jurnal dalam menarik penulis dan pembaca dari
berbagai belahan dunia" (p. 112). Oleh karena itu, banyak editor merasa
perlu mempertahankan bahasa Inggris sebagai bahasa utama dalam publikasi mereka
untuk memastikan keberlanjutan dan relevansi jurnal di tingkat global.
Meningkatkan
Aksesibilitas dan Dampak Ilmiah
Editor juga mempertahankan publikasi dalam bahasa
Inggris karena mempertimbangkan aksesibilitas dan dampak penelitian ilmiah.
Artikel yang diterbitkan dalam bahasa Inggris memiliki peluang lebih besar
untuk dikutip, dibandingkan dengan artikel yang diterbitkan dalam bahasa lokal.
Menurut Salager-Meyer (2014), "artikel dalam bahasa Inggris memiliki
tingkat sitasi yang lebih tinggi karena dapat diakses oleh lebih banyak pembaca
di seluruh dunia" (p. 138). Dengan kata lain, publikasi dalam bahasa
Inggris meningkatkan kemungkinan bahwa penelitian akan digunakan dan
dikembangkan lebih lanjut oleh akademisi lain.
Dalam konteks ini, editor melihat penggunaan
bahasa Inggris sebagai strategi untuk memperluas dampak penelitian yang mereka
terbitkan. Jika jurnal menerbitkan artikel dalam bahasa lokal, kemungkinan
besar hanya peneliti dari wilayah tertentu yang dapat memahami dan mengakses
kontennya. Oleh karena itu, banyak editor merasa bahwa mempertahankan bahasa
Inggris sebagai bahasa utama publikasi adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa
penelitian dapat menjangkau khalayak yang lebih luas.
Tantangan
bagi Ilmuwan Non-Penutur Asli Bahasa Inggris
Meskipun editor menyadari bahwa dominasi bahasa
Inggris dalam publikasi ilmiah dapat menciptakan ketimpangan, mereka tetap
mempertahankan praktik ini karena berbagai alasan praktis. Salah satu tantangan
terbesar yang dihadapi oleh ilmuwan non-penutur asli bahasa Inggris adalah
kesulitan dalam menulis dan menerbitkan karya mereka di jurnal internasional.
Lillis dan Curry (2010) mengamati bahwa "ilmuwan dari negara berkembang
sering menghadapi hambatan bahasa yang signifikan, yang dapat mengurangi
peluang mereka untuk menerbitkan di jurnal bergengsi" (p. 76).
Namun, banyak editor jurnal internasional mencoba
mengatasi masalah ini dengan menyediakan layanan penyuntingan bahasa atau
menawarkan bimbingan bagi penulis yang mengalami kesulitan bahasa. Misalnya,
beberapa jurnal telah mulai bekerja sama dengan penyedia layanan penyuntingan
akademik untuk membantu penulis non-penutur asli meningkatkan kualitas tulisan
mereka sebelum dikirimkan untuk ditinjau.
Standar
dan Kredibilitas Akademik
Alasan lain mengapa editor mempertahankan
publikasi dalam bahasa Inggris adalah untuk memastikan standar dan kredibilitas
akademik. Bahasa Inggris telah menjadi standar dalam publikasi ilmiah karena
banyaknya literatur dan sumber daya akademik yang tersedia dalam bahasa ini.
Menurut Flowerdew (2015), "penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa
akademik utama membantu mempertahankan standar kualitas dan kohesi dalam komunitas
ilmiah" (p. 91).
Dalam banyak disiplin ilmu, istilah teknis dan
teori akademik telah dikembangkan dalam bahasa Inggris. Jika jurnal menerbitkan
artikel dalam berbagai bahasa, ada kemungkinan munculnya variasi terminologi
yang dapat menyebabkan kebingungan di kalangan peneliti. Oleh karena itu,
banyak editor melihat bahasa Inggris sebagai alat untuk menjaga konsistensi
dalam literatur akademik dan memastikan bahwa penelitian dapat dengan mudah
dibandingkan dan dievaluasi oleh komunitas ilmiah global.
Upaya
Menyeimbangkan Dominasi Bahasa Inggris
Meskipun banyak editor mempertahankan bahasa
Inggris dalam publikasi ilmiah, beberapa di antaranya telah mulai mengambil
langkah-langkah untuk mengurangi dampak negatifnya. Salah satu strategi yang
diadopsi adalah menyediakan ringkasan atau abstrak dalam bahasa lokal. Menurut
Pérez-Llantada (2012), "penyertaan abstrak dalam bahasa asli penulis dapat
membantu meningkatkan aksesibilitas penelitian bagi komunitas akademik
lokal" (p. 54).
Selain itu, beberapa jurnal juga mulai membuka
peluang bagi penulis untuk mengajukan artikel dalam bahasa lain, dengan syarat
mereka menyediakan terjemahan resmi dalam bahasa Inggris. Langkah ini
memungkinkan peneliti untuk tetap menggunakan bahasa asli mereka tanpa
kehilangan kesempatan untuk berkontribusi dalam literatur akademik
internasional.
Editor jurnal ilmiah tetap mempertahankan
publikasi dalam bahasa Inggris meskipun menyadari dampak hegemoninya karena
berbagai alasan. Bahasa Inggris sebagai lingua franca ilmiah meningkatkan keterbacaan
dan dampak penelitian, memperkuat kredibilitas akademik, serta memastikan bahwa
hasil penelitian dapat diakses oleh audiens global. Selain itu, faktor
persaingan dalam akademik dan kebutuhan akan standar terminologi yang konsisten
turut mempengaruhi keputusan ini.
Namun, banyak editor juga menyadari pentingnya
mengakomodasi keberagaman linguistik dan telah mulai mengambil langkah-langkah
untuk mengurangi dampak negatif dominasi bahasa Inggris. Dengan strategi
seperti penyediaan abstrak dalam bahasa lokal dan dukungan bagi penulis
non-penutur asli bahasa Inggris, komunitas akademik dapat terus berkembang
secara inklusif tanpa kehilangan manfaat dari publikasi dalam bahasa Inggris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar