Kamis, 27 Maret 2025

Implikasi dan Kritik Bagian 4

 

1.     Mengatasi ketimpangan dalam penyebaran penelitian linguistik terapan di berbagai bahasa?

Penelitian linguistik terapan selama ini didominasi oleh akademisi yang tinggal atau dilatih di negara-negara berbahasa Inggris, terutama Amerika Utara dan Inggris. Hal ini menyebabkan ketimpangan dalam penyebaran penelitian di berbagai bahasa, di mana penelitian dalam bahasa Inggris memiliki pengaruh yang jauh lebih besar dibandingkan penelitian dalam bahasa lain. Untuk menciptakan ekosistem akademik yang lebih inklusif, penting untuk memahami faktor-faktor yang menyebabkan ketimpangan ini dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya.

Faktor Penyebab Ketimpangan dalam Penelitian Linguistik Terapan

Ketimpangan dalam penyebaran penelitian linguistik terapan dapat disebabkan oleh beberapa faktor utama:

1.      Dominasi Bahasa Inggris dalam Publikasi Ilmiah Bahasa Inggris telah menjadi lingua franca dalam dunia akademik dan publikasi ilmiah. Menurut Curry dan Lillis (2018), "bahasa Inggris bukan hanya menjadi bahasa dominan dalam publikasi akademik, tetapi juga menjadi satu-satunya bahasa yang dianggap memiliki dampak global yang signifikan" (p. 32). Akibatnya, banyak penelitian dalam bahasa lain kurang mendapatkan perhatian dan tidak tersebar luas.

2.      Akses Terbatas ke Jurnal Internasional Banyak akademisi dari negara non-Inggris mengalami kesulitan dalam mengakses jurnal internasional terkemuka. Lillis dan Curry (2010) mencatat bahwa "banyak jurnal terkemuka memiliki standar penerbitan yang sulit dijangkau oleh akademisi yang tidak menulis dalam bahasa Inggris sebagai bahasa pertama" (p. 54). Hal ini membuat penelitian dalam bahasa lain kurang terlihat di kancah global.

3.      Kebijakan Publikasi yang Kurang Inklusif Beberapa jurnal akademik internasional memiliki kebijakan yang kurang inklusif terhadap penelitian yang ditulis dalam bahasa selain bahasa Inggris. Canagarajah (2002) menyatakan bahwa "editor jurnal sering kali mengutamakan penelitian yang sesuai dengan paradigma metodologi dan teori yang dikembangkan di dunia Barat, mengesampingkan perspektif dari negara lain" (p. 78).

4.      Kurangnya Dukungan Institusi untuk Publikasi Multibahasa Banyak universitas dan lembaga penelitian lebih memprioritaskan publikasi dalam jurnal internasional berbahasa Inggris sebagai ukuran kinerja akademik. Akibatnya, penelitian dalam bahasa lain sering kali dianggap kurang bernilai secara akademik (Salager-Meyer, 2014).

Strategi untuk Mengatasi Ketimpangan dalam Penelitian Linguistik Terapan

Untuk mengatasi ketimpangan ini, diperlukan berbagai upaya dari berbagai pihak, termasuk akademisi, penerbit jurnal, dan lembaga akademik.

1.      Mendorong Publikasi dalam Berbagai Bahasa Salah satu solusi utama adalah dengan mendorong publikasi penelitian dalam berbagai bahasa. Beberapa jurnal internasional telah mulai menerapkan kebijakan penerimaan artikel dalam berbagai bahasa, atau menyediakan abstrak dalam beberapa bahasa untuk meningkatkan visibilitas penelitian non-Inggris (PĂ©rez-Llantada, 2012).

2.      Meningkatkan Akses Terhadap Jurnal Non-Inggris Penting untuk meningkatkan akses terhadap jurnal-jurnal yang diterbitkan dalam bahasa selain bahasa Inggris. Hal ini bisa dilakukan dengan membangun repositori penelitian terbuka yang menampilkan penelitian dalam berbagai bahasa dan memberikan akses gratis bagi akademisi di seluruh dunia (Kirkpatrick, 2007).

3.      Meningkatkan Kemampuan Menulis Akademik dalam Bahasa Inggris Untuk meningkatkan visibilitas penelitian dari negara non-Inggris, akademisi dapat diberikan pelatihan dalam menulis akademik dalam bahasa Inggris. Lillis dan Curry (2010) menekankan bahwa "program bimbingan menulis akademik dapat membantu peneliti dari berbagai latar belakang bahasa untuk menyesuaikan diri dengan standar publikasi internasional" (p. 68).

4.      Mendukung Penerbitan Jurnal Multibahasa Universitas dan lembaga akademik dapat mendukung penerbitan jurnal multibahasa yang memungkinkan publikasi dalam berbagai bahasa. Dengan demikian, penelitian dalam bahasa lokal tetap dapat memiliki dampak internasional tanpa harus selalu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris (Canagarajah, 2005).

5.      Membangun Kolaborasi Internasional yang Lebih Inklusif Akademisi dari berbagai negara dapat bekerja sama dalam proyek penelitian yang lebih inklusif, dengan melibatkan berbagai bahasa dalam publikasi akhir. Canagarajah (2002) menekankan bahwa "kolaborasi antarpeneliti dari berbagai negara dapat membantu mengurangi ketimpangan dalam penyebaran penelitian" (p. 95).

6.      Menggunakan Teknologi untuk Meningkatkan Aksesibilitas Perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penyebaran penelitian dalam berbagai bahasa. Misalnya, penerbit dapat menyediakan terjemahan otomatis yang memungkinkan penelitian dalam bahasa lain lebih mudah diakses oleh pembaca global (Pennycook, 2010).

Ketimpangan dalam penyebaran penelitian linguistik terapan di berbagai bahasa merupakan tantangan besar yang perlu diatasi untuk menciptakan ekosistem akademik yang lebih adil dan inklusif. Dominasi bahasa Inggris dalam publikasi ilmiah, akses terbatas ke jurnal internasional, serta kebijakan akademik yang kurang inklusif merupakan faktor utama yang menyebabkan ketimpangan ini.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan berbagai strategi, termasuk mendorong publikasi dalam berbagai bahasa, meningkatkan akses terhadap jurnal non-Inggris, mendukung penerbitan jurnal multibahasa, serta membangun kolaborasi internasional yang lebih inklusif. Dengan demikian, penelitian dalam linguistik terapan dapat lebih mencerminkan keberagaman bahasa dan budaya di dunia, serta memberikan kontribusi yang lebih luas bagi masyarakat global.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar