1.
Mengatasi
ketimpangan dalam penyebaran penelitian linguistik terapan di berbagai bahasa?
Penelitian
linguistik terapan selama ini didominasi oleh akademisi yang tinggal atau
dilatih di negara-negara berbahasa Inggris, terutama Amerika Utara dan Inggris.
Hal ini menyebabkan ketimpangan dalam penyebaran penelitian di berbagai bahasa,
di mana penelitian dalam bahasa Inggris memiliki pengaruh yang jauh lebih besar
dibandingkan penelitian dalam bahasa lain. Untuk menciptakan ekosistem akademik
yang lebih inklusif, penting untuk memahami faktor-faktor yang menyebabkan
ketimpangan ini dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya.
Faktor Penyebab Ketimpangan dalam
Penelitian Linguistik Terapan
Ketimpangan
dalam penyebaran penelitian linguistik terapan dapat disebabkan oleh beberapa
faktor utama:
1.
Dominasi
Bahasa Inggris dalam Publikasi Ilmiah Bahasa Inggris telah menjadi lingua franca dalam dunia akademik
dan publikasi ilmiah. Menurut Curry dan Lillis (2018), "bahasa Inggris
bukan hanya menjadi bahasa dominan dalam publikasi akademik, tetapi juga
menjadi satu-satunya bahasa yang dianggap memiliki dampak global yang
signifikan" (p. 32). Akibatnya, banyak penelitian dalam bahasa lain kurang
mendapatkan perhatian dan tidak tersebar luas.
2.
Akses
Terbatas ke Jurnal Internasional Banyak
akademisi dari negara non-Inggris mengalami kesulitan dalam mengakses jurnal
internasional terkemuka. Lillis dan Curry (2010) mencatat bahwa "banyak
jurnal terkemuka memiliki standar penerbitan yang sulit dijangkau oleh
akademisi yang tidak menulis dalam bahasa Inggris sebagai bahasa pertama"
(p. 54). Hal ini membuat penelitian dalam bahasa lain kurang terlihat di kancah
global.
3.
Kebijakan
Publikasi yang Kurang Inklusif Beberapa
jurnal akademik internasional memiliki kebijakan yang kurang inklusif terhadap
penelitian yang ditulis dalam bahasa selain bahasa Inggris. Canagarajah (2002)
menyatakan bahwa "editor jurnal sering kali mengutamakan penelitian yang
sesuai dengan paradigma metodologi dan teori yang dikembangkan di dunia Barat,
mengesampingkan perspektif dari negara lain" (p. 78).
4.
Kurangnya
Dukungan Institusi untuk Publikasi Multibahasa Banyak universitas dan lembaga penelitian
lebih memprioritaskan publikasi dalam jurnal internasional berbahasa Inggris
sebagai ukuran kinerja akademik. Akibatnya, penelitian dalam bahasa lain sering
kali dianggap kurang bernilai secara akademik (Salager-Meyer, 2014).
Strategi untuk Mengatasi Ketimpangan dalam
Penelitian Linguistik Terapan
Untuk
mengatasi ketimpangan ini, diperlukan berbagai upaya dari berbagai pihak,
termasuk akademisi, penerbit jurnal, dan lembaga akademik.
1.
Mendorong
Publikasi dalam Berbagai Bahasa Salah satu
solusi utama adalah dengan mendorong publikasi penelitian dalam berbagai
bahasa. Beberapa jurnal internasional telah mulai menerapkan kebijakan
penerimaan artikel dalam berbagai bahasa, atau menyediakan abstrak dalam
beberapa bahasa untuk meningkatkan visibilitas penelitian non-Inggris
(Pérez-Llantada, 2012).
2.
Meningkatkan
Akses Terhadap Jurnal Non-Inggris Penting
untuk meningkatkan akses terhadap jurnal-jurnal yang diterbitkan dalam bahasa
selain bahasa Inggris. Hal ini bisa dilakukan dengan membangun repositori
penelitian terbuka yang menampilkan penelitian dalam berbagai bahasa dan
memberikan akses gratis bagi akademisi di seluruh dunia (Kirkpatrick, 2007).
3.
Meningkatkan
Kemampuan Menulis Akademik dalam Bahasa Inggris Untuk meningkatkan visibilitas penelitian
dari negara non-Inggris, akademisi dapat diberikan pelatihan dalam menulis
akademik dalam bahasa Inggris. Lillis dan Curry (2010) menekankan bahwa
"program bimbingan menulis akademik dapat membantu peneliti dari berbagai
latar belakang bahasa untuk menyesuaikan diri dengan standar publikasi
internasional" (p. 68).
4.
Mendukung
Penerbitan Jurnal Multibahasa Universitas
dan lembaga akademik dapat mendukung penerbitan jurnal multibahasa yang
memungkinkan publikasi dalam berbagai bahasa. Dengan demikian, penelitian dalam
bahasa lokal tetap dapat memiliki dampak internasional tanpa harus selalu
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris (Canagarajah, 2005).
5.
Membangun
Kolaborasi Internasional yang Lebih Inklusif Akademisi dari berbagai negara dapat bekerja
sama dalam proyek penelitian yang lebih inklusif, dengan melibatkan berbagai
bahasa dalam publikasi akhir. Canagarajah (2002) menekankan bahwa
"kolaborasi antarpeneliti dari berbagai negara dapat membantu mengurangi
ketimpangan dalam penyebaran penelitian" (p. 95).
6.
Menggunakan
Teknologi untuk Meningkatkan Aksesibilitas Perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan penyebaran penelitian dalam berbagai bahasa. Misalnya,
penerbit dapat menyediakan terjemahan otomatis yang memungkinkan penelitian
dalam bahasa lain lebih mudah diakses oleh pembaca global (Pennycook, 2010).
Ketimpangan
dalam penyebaran penelitian linguistik terapan di berbagai bahasa merupakan
tantangan besar yang perlu diatasi untuk menciptakan ekosistem akademik yang
lebih adil dan inklusif. Dominasi bahasa Inggris dalam publikasi ilmiah, akses
terbatas ke jurnal internasional, serta kebijakan akademik yang kurang inklusif
merupakan faktor utama yang menyebabkan ketimpangan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar