1.
Apa dampak
dari kenyataan bahwa penelitian dalam linguistik terapan banyak dilakukan oleh
mereka yang tinggal atau dilatih di Amerika Utara dan Inggris?
Dalam
beberapa dekade terakhir, penelitian dalam bidang linguistik terapan telah
berkembang pesat, dengan banyak kontribusi yang berasal dari akademisi yang
tinggal atau dilatih di Amerika Utara dan Inggris. Dominasi ini memiliki
berbagai dampak terhadap perkembangan bidang linguistik terapan, baik dalam hal
teori, metodologi, maupun aplikasi di berbagai konteks global. Artikel ini akan
membahas dampak dari kenyataan bahwa sebagian besar penelitian linguistik
terapan dilakukan oleh akademisi dari wilayah tersebut, serta bagaimana hal ini
mempengaruhi praktik dan kebijakan linguistik di seluruh dunia.
Dominasi Teoretis dalam Linguistik Terapan
Salah satu
dampak utama dari dominasi akademisi Amerika Utara dan Inggris dalam penelitian
linguistik terapan adalah standar teoretis yang lebih banyak dipengaruhi oleh
perspektif Barat. Menurut Canagarajah (2002), "linguistik terapan sering
dikembangkan berdasarkan asumsi dan teori yang relevan dengan konteks bahasa Inggris
di negara maju, tetapi belum tentu sesuai dengan realitas di negara lain"
(p. 45). Hal ini menyebabkan teori-teori yang dikembangkan lebih mencerminkan
pengalaman dan kebutuhan masyarakat berbahasa Inggris dibandingkan dengan
pengguna bahasa di wilayah lain.
Selain itu,
teori yang berkembang dalam linguistik terapan sering kali mengabaikan
keberagaman linguistik dan budaya yang ada di dunia. Seperti yang diungkapkan
oleh Pennycook (2010), "teori linguistik terapan sering bersifat
hegemonik, di mana pandangan yang berasal dari dunia Barat dianggap sebagai
standar ilmiah yang harus diikuti oleh semua orang" (p. 87). Hal ini dapat
menyebabkan bias dalam penelitian dan aplikasi linguistik terapan di berbagai
negara.
Pengaruh terhadap Metodologi Penelitian
Metodologi
penelitian dalam linguistik terapan juga sangat dipengaruhi oleh pendekatan
yang dikembangkan di Amerika Utara dan Inggris. Banyak jurnal ilmiah terkemuka
dalam bidang ini yang mengadopsi standar penelitian yang berbasis pada metode
kuantitatif dan eksperimen yang sesuai dengan konteks pendidikan di negara
maju. Lillis dan Curry (2010) mencatat bahwa "akademisi dari negara
berkembang sering mengalami kesulitan dalam mempublikasikan penelitian mereka
karena metodologi yang digunakan tidak sesuai dengan standar yang diterima di
jurnal-jurnal internasional" (p. 120).
Selain itu,
pemilihan topik penelitian sering kali berfokus pada masalah yang lebih relevan
dengan konteks Anglofon, seperti pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa
kedua atau asing (ESL/EFL). Akibatnya, penelitian yang membahas isu-isu
linguistik dalam konteks multibahasa atau dalam bahasa non-Inggris sering kali
mendapatkan perhatian yang lebih sedikit dalam publikasi internasional.
Dampak terhadap Kebijakan Pendidikan Bahasa
Dominasi
penelitian linguistik terapan oleh akademisi dari Amerika Utara dan Inggris
juga berdampak pada kebijakan pendidikan bahasa di berbagai negara. Banyak
kebijakan pembelajaran bahasa yang mengadopsi standar dan metode yang
dikembangkan di dunia Barat tanpa mempertimbangkan perbedaan sosial dan budaya
di negara lain. Phillipson (1992) berpendapat bahwa "penyebaran kebijakan
bahasa Inggris global sering kali didasarkan pada kepentingan ekonomi dan
politik negara-negara berbahasa Inggris, bukan pada kebutuhan nyata masyarakat
lokal" (p. 56).
Sebagai
contoh, pendekatan komunikatif dalam pengajaran bahasa (Communicative Language
Teaching/CLT) banyak digunakan sebagai standar dalam kurikulum pembelajaran
bahasa di berbagai negara. Namun, penelitian menunjukkan bahwa pendekatan ini
tidak selalu sesuai dengan konteks pendidikan di negara-negara berkembang, di
mana sumber daya yang tersedia sangat terbatas dan norma budaya dalam
pembelajaran berbeda dari yang ada di dunia Barat (Kirkpatrick, 2007).
Implikasi bagi Akademisi dari Negara
Berkembang
Kenyataan
bahwa penelitian linguistik terapan didominasi oleh akademisi yang tinggal atau
dilatih di Amerika Utara dan Inggris juga berdampak pada peluang akademisi dari
negara berkembang untuk berkontribusi dalam diskusi ilmiah global. Akademisi
dari negara berkembang sering menghadapi hambatan dalam mengakses jurnal-jurnal
terkemuka, baik karena kendala bahasa, kurangnya dukungan institusional, maupun
terbatasnya akses terhadap sumber daya akademik (Salager-Meyer, 2014).
Selain itu,
peneliti dari negara berkembang sering kali merasa perlu menyesuaikan
penelitian mereka agar sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh jurnal yang
berbasis di negara-negara berbahasa Inggris. Hal ini dapat menghambat inovasi
dalam linguistik terapan, karena banyak penelitian yang akhirnya lebih
berorientasi pada kepentingan akademik di dunia Barat daripada pada kebutuhan
lokal (Pérez-Llantada, 2012).
Upaya untuk Meningkatkan Keberagaman dalam
Linguistik Terapan
Meskipun
dominasi akademisi Amerika Utara dan Inggris dalam penelitian linguistik
terapan masih kuat, ada berbagai upaya untuk meningkatkan keberagaman dalam
bidang ini. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan mendorong publikasi
dalam bahasa selain bahasa Inggris, serta memberikan ruang bagi penelitian yang
berbasis pada konteks lokal. Canagarajah (2005) menyarankan bahwa "editor
jurnal dan penerbit akademik perlu memberikan lebih banyak peluang bagi
akademisi dari negara berkembang untuk berkontribusi dalam publikasi internasional"
(p. 63).
Selain itu,
banyak universitas dan lembaga penelitian mulai menyadari pentingnya mendukung
penelitian yang lebih inklusif dan merepresentasikan berbagai perspektif
global. Program kolaborasi antara akademisi dari negara maju dan berkembang
juga semakin berkembang, yang dapat membantu mengurangi kesenjangan dalam
publikasi akademik dan meningkatkan pertukaran ide yang lebih luas dalam
linguistik terapan.
Dominasi
akademisi yang tinggal atau dilatih di Amerika Utara dan Inggris dalam
penelitian linguistik terapan memiliki berbagai dampak yang signifikan terhadap
perkembangan teori, metodologi, dan kebijakan dalam bidang ini. Sementara
pendekatan yang dikembangkan di dunia Barat sering dianggap sebagai standar
dalam penelitian linguistik terapan, hal ini juga dapat menyebabkan bias dalam
pemilihan topik penelitian dan metodologi yang digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar