Rabu, 26 Maret 2025

Implikasi dan Kritik Bagian 3

 

1.     Apa dampak dari kenyataan bahwa penelitian dalam linguistik terapan banyak dilakukan oleh mereka yang tinggal atau dilatih di Amerika Utara dan Inggris?

Dalam beberapa dekade terakhir, penelitian dalam bidang linguistik terapan telah berkembang pesat, dengan banyak kontribusi yang berasal dari akademisi yang tinggal atau dilatih di Amerika Utara dan Inggris. Dominasi ini memiliki berbagai dampak terhadap perkembangan bidang linguistik terapan, baik dalam hal teori, metodologi, maupun aplikasi di berbagai konteks global. Artikel ini akan membahas dampak dari kenyataan bahwa sebagian besar penelitian linguistik terapan dilakukan oleh akademisi dari wilayah tersebut, serta bagaimana hal ini mempengaruhi praktik dan kebijakan linguistik di seluruh dunia.

Dominasi Teoretis dalam Linguistik Terapan

Salah satu dampak utama dari dominasi akademisi Amerika Utara dan Inggris dalam penelitian linguistik terapan adalah standar teoretis yang lebih banyak dipengaruhi oleh perspektif Barat. Menurut Canagarajah (2002), "linguistik terapan sering dikembangkan berdasarkan asumsi dan teori yang relevan dengan konteks bahasa Inggris di negara maju, tetapi belum tentu sesuai dengan realitas di negara lain" (p. 45). Hal ini menyebabkan teori-teori yang dikembangkan lebih mencerminkan pengalaman dan kebutuhan masyarakat berbahasa Inggris dibandingkan dengan pengguna bahasa di wilayah lain.

Selain itu, teori yang berkembang dalam linguistik terapan sering kali mengabaikan keberagaman linguistik dan budaya yang ada di dunia. Seperti yang diungkapkan oleh Pennycook (2010), "teori linguistik terapan sering bersifat hegemonik, di mana pandangan yang berasal dari dunia Barat dianggap sebagai standar ilmiah yang harus diikuti oleh semua orang" (p. 87). Hal ini dapat menyebabkan bias dalam penelitian dan aplikasi linguistik terapan di berbagai negara.

Pengaruh terhadap Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian dalam linguistik terapan juga sangat dipengaruhi oleh pendekatan yang dikembangkan di Amerika Utara dan Inggris. Banyak jurnal ilmiah terkemuka dalam bidang ini yang mengadopsi standar penelitian yang berbasis pada metode kuantitatif dan eksperimen yang sesuai dengan konteks pendidikan di negara maju. Lillis dan Curry (2010) mencatat bahwa "akademisi dari negara berkembang sering mengalami kesulitan dalam mempublikasikan penelitian mereka karena metodologi yang digunakan tidak sesuai dengan standar yang diterima di jurnal-jurnal internasional" (p. 120).

Selain itu, pemilihan topik penelitian sering kali berfokus pada masalah yang lebih relevan dengan konteks Anglofon, seperti pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua atau asing (ESL/EFL). Akibatnya, penelitian yang membahas isu-isu linguistik dalam konteks multibahasa atau dalam bahasa non-Inggris sering kali mendapatkan perhatian yang lebih sedikit dalam publikasi internasional.

Dampak terhadap Kebijakan Pendidikan Bahasa

Dominasi penelitian linguistik terapan oleh akademisi dari Amerika Utara dan Inggris juga berdampak pada kebijakan pendidikan bahasa di berbagai negara. Banyak kebijakan pembelajaran bahasa yang mengadopsi standar dan metode yang dikembangkan di dunia Barat tanpa mempertimbangkan perbedaan sosial dan budaya di negara lain. Phillipson (1992) berpendapat bahwa "penyebaran kebijakan bahasa Inggris global sering kali didasarkan pada kepentingan ekonomi dan politik negara-negara berbahasa Inggris, bukan pada kebutuhan nyata masyarakat lokal" (p. 56).

Sebagai contoh, pendekatan komunikatif dalam pengajaran bahasa (Communicative Language Teaching/CLT) banyak digunakan sebagai standar dalam kurikulum pembelajaran bahasa di berbagai negara. Namun, penelitian menunjukkan bahwa pendekatan ini tidak selalu sesuai dengan konteks pendidikan di negara-negara berkembang, di mana sumber daya yang tersedia sangat terbatas dan norma budaya dalam pembelajaran berbeda dari yang ada di dunia Barat (Kirkpatrick, 2007).

Implikasi bagi Akademisi dari Negara Berkembang

Kenyataan bahwa penelitian linguistik terapan didominasi oleh akademisi yang tinggal atau dilatih di Amerika Utara dan Inggris juga berdampak pada peluang akademisi dari negara berkembang untuk berkontribusi dalam diskusi ilmiah global. Akademisi dari negara berkembang sering menghadapi hambatan dalam mengakses jurnal-jurnal terkemuka, baik karena kendala bahasa, kurangnya dukungan institusional, maupun terbatasnya akses terhadap sumber daya akademik (Salager-Meyer, 2014).

Selain itu, peneliti dari negara berkembang sering kali merasa perlu menyesuaikan penelitian mereka agar sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh jurnal yang berbasis di negara-negara berbahasa Inggris. Hal ini dapat menghambat inovasi dalam linguistik terapan, karena banyak penelitian yang akhirnya lebih berorientasi pada kepentingan akademik di dunia Barat daripada pada kebutuhan lokal (Pérez-Llantada, 2012).

Upaya untuk Meningkatkan Keberagaman dalam Linguistik Terapan

Meskipun dominasi akademisi Amerika Utara dan Inggris dalam penelitian linguistik terapan masih kuat, ada berbagai upaya untuk meningkatkan keberagaman dalam bidang ini. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan mendorong publikasi dalam bahasa selain bahasa Inggris, serta memberikan ruang bagi penelitian yang berbasis pada konteks lokal. Canagarajah (2005) menyarankan bahwa "editor jurnal dan penerbit akademik perlu memberikan lebih banyak peluang bagi akademisi dari negara berkembang untuk berkontribusi dalam publikasi internasional" (p. 63).

Selain itu, banyak universitas dan lembaga penelitian mulai menyadari pentingnya mendukung penelitian yang lebih inklusif dan merepresentasikan berbagai perspektif global. Program kolaborasi antara akademisi dari negara maju dan berkembang juga semakin berkembang, yang dapat membantu mengurangi kesenjangan dalam publikasi akademik dan meningkatkan pertukaran ide yang lebih luas dalam linguistik terapan.

Dominasi akademisi yang tinggal atau dilatih di Amerika Utara dan Inggris dalam penelitian linguistik terapan memiliki berbagai dampak yang signifikan terhadap perkembangan teori, metodologi, dan kebijakan dalam bidang ini. Sementara pendekatan yang dikembangkan di dunia Barat sering dianggap sebagai standar dalam penelitian linguistik terapan, hal ini juga dapat menyebabkan bias dalam pemilihan topik penelitian dan metodologi yang digunakan.

Untuk memastikan bahwa linguistik terapan dapat berkembang secara lebih inklusif dan mewakili keberagaman global, perlu adanya upaya untuk meningkatkan akses akademisi dari negara berkembang dalam publikasi ilmiah, memperluas cakupan penelitian di luar konteks Anglofon, serta mendukung penelitian yang berbasis pada realitas lokal. Dengan cara ini, linguistik terapan dapat menjadi bidang yang lebih reflektif terhadap keberagaman linguistik dan budaya di dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar