Senin, 30 Juni 2025

Menulis Buku dengan Bahasa yang Mudah Dipahami Semua Kalangan oleh Aco Nasir, S.Pd.I., M.Pd

Menulis

 Pendahuluan

Bahasa adalah jembatan utama antara penulis dan pembaca. Sebagus apa pun ide dan pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah buku, jika disampaikan dengan bahasa yang rumit dan membingungkan, maka pesan itu berisiko tidak sampai kepada pembaca. Dalam dunia kepenulisan modern, terutama di era informasi seperti saat ini, kemampuan untuk menyampaikan gagasan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua kalangan menjadi keterampilan yang sangat penting.

Meskipun sebagian penulis menganggap penggunaan istilah teknis atau gaya bahasa sastrawi sebagai penanda kualitas tulisan, sesungguhnya kekuatan sejati dari sebuah karya tulis terletak pada kemampuannya menjangkau sebanyak mungkin pembaca. Artikel ini membahas prinsip, strategi, dan alasan pentingnya menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, disertai referensi dari para ahli literasi dan komunikasi.

 

1. Mengapa Bahasa yang Sederhana itu Penting?

a. Meningkatkan Aksesibilitas

Bahasa yang sederhana memungkinkan buku diakses oleh berbagai lapisan masyarakat—dari pelajar, profesional, ibu rumah tangga, hingga pembaca dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda.

Menurut Plain Language Association International (2020), bahasa yang jelas dan langsung mendorong pemahaman yang lebih baik dan mempercepat pembelajaran. Mereka mendefinisikan bahasa sederhana sebagai:

“Communication your audience can understand the first time they read or hear it” (PLAIN, 2020, para. 1).

b. Meningkatkan Daya Tarik Buku

Buku dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami akan lebih cepat mendapat sambutan luas, terutama di era media sosial yang serba cepat. Buku semacam ini cenderung lebih banyak direkomendasikan dari mulut ke mulut karena mudah “masuk” ke pembaca umum.

c. Menghindari Ambiguitas dan Kebingungan

Penggunaan kalimat kompleks atau istilah teknis yang tidak dijelaskan dapat menimbulkan ambiguitas. Hal ini dapat merusak alur pemahaman pembaca dan menyebabkan mereka kehilangan minat.

 

2. Prinsip Dasar Penulisan Bahasa yang Mudah Dipahami

a. Gunakan Kalimat Pendek dan Efektif

Kalimat yang terlalu panjang cenderung membingungkan. Kalimat efektif umumnya terdiri dari 12–20 kata.

Gunning (2003) menjelaskan bahwa kalimat pendek mempermudah proses decoding (pemahaman) dan membuat pembaca tidak cepat lelah.

b. Hindari Istilah Teknis Tanpa Penjelasan

Jika penulis harus menggunakan istilah teknis, sebaiknya disertai penjelasan atau contoh konkret agar pembaca bisa mengerti tanpa harus mencari referensi tambahan.

c. Gunakan Struktur Bahasa yang Logis

Tulisan harus mengikuti struktur berpikir yang mudah diikuti: pengantar → penjelasan → contoh → penegasan ulang.

d. Gunakan Kata Ganti Orang Kedua atau Ketiga

Menulis dengan menyebut “Anda” atau “mereka” membantu membangun koneksi personal antara penulis dan pembaca.

 

3. Teknik Menyederhanakan Bahasa Tulisan

a. Gunakan Sinonim yang Umum

Daripada menulis “implementasi strategi yang kompleks,” lebih baik diganti dengan “penerapan rencana yang rumit.”

Menurut Zinsser (2006), kejelasan adalah kebajikan tertinggi dalam menulis, dan penggunaan kata umum lebih disukai daripada istilah teknis.

b. Gunakan Metafora atau Analogi

Metafora membantu menjelaskan konsep abstrak atau teknis dengan membandingkannya dengan hal yang sudah akrab bagi pembaca.

Contoh:

“Membuat rencana keuangan itu seperti menyiapkan peta sebelum perjalanan jauh.”

c. Terapkan Prinsip “Show, Don’t Tell”

Alih-alih menyampaikan fakta secara kering, berikan ilustrasi yang bisa “dirasakan” oleh pembaca. Contoh:

Telling: “Dia orang yang sangat miskin.”
Showing: “Ia harus memilih antara membeli beras atau membayar listrik hari itu.”

d. Gunakan Visual atau Tabel (jika memungkinkan)

Dalam buku nonfiksi atau panduan praktis, grafik atau tabel membantu menyederhanakan informasi.

 

4. Contoh Buku dengan Bahasa yang Mudah Dipahami

Banyak buku populer yang menggunakan bahasa sederhana namun berdampak luas:

·         “Filosofi Teras” oleh Henry Manampiring: Buku ini membahas filsafat Stoikisme dengan bahasa santai dan analogi kekinian.

·         “Atomic Habits” oleh James Clear: Menjelaskan teori perubahan perilaku dalam bahasa yang mudah dimengerti siapa saja.

·         “Men Are from Mars, Women Are from Venus” oleh John Gray: Menyampaikan teori relasi gender dengan gaya bertutur naratif dan ringan.

Buku-buku tersebut sukses secara komersial karena bahasa mereka bersahabat dan dapat dipahami oleh pembaca dari berbagai latar belakang.

 

5. Menyesuaikan Bahasa dengan Target Pembaca

Menulis untuk semua kalangan bukan berarti mengorbankan kedalaman isi. Triknya adalah menyesuaikan gaya bahasa dengan target utama pembaca, sambil tetap menjaga keterbukaan untuk kalangan lain.

Contoh Penyesuaian:

·         Untuk pelajar: Gunakan kalimat pendek, contoh konkret, dan pertanyaan retoris.

·         Untuk masyarakat umum: Hindari jargon, gunakan analogi sehari-hari.

·         Untuk pembaca profesional: Gunakan struktur logis yang sistematis, namun tetap dalam bahasa yang efisien.

Menurut Fry (1977), pemilihan kosa kata dan panjang kalimat yang sesuai akan menentukan tingkat keterbacaan (readability) sebuah teks. Formula seperti Flesch Reading Ease juga bisa digunakan untuk menguji tingkat keterbacaan naskah.

 

6. Tantangan dan Solusi dalam Menulis Bahasa Sederhana

a. Tantangan

·         Takut dianggap “terlalu sederhana” atau tidak ilmiah.

·         Sulit menyederhanakan ide kompleks tanpa mengorbankan makna.

·         Kurang latihan menulis secara lugas.

b. Solusi

·         Latih diri menulis ringkasan (summary) satu paragraf untuk setiap bab.

·         Mintalah orang awam membaca draft tulisan dan beri catatan bagian yang membingungkan.

·         Gunakan alat bantu seperti Hemingway Editor untuk menilai tingkat kesederhanaan tulisan.

 

7. Bahasa Sederhana Bukan Berarti Dangkal

Penting untuk ditekankan bahwa menulis dengan bahasa sederhana tidak sama dengan menulis secara dangkal. Justru dibutuhkan keterampilan tinggi untuk menjelaskan hal rumit dengan kata-kata yang ringan dan jelas.

Einstein pernah berkata:

“If you can’t explain it simply, you don’t understand it well enough.”
(Einstein, dikutip dalam Isaacson, 2007, p. 317)

Ini menunjukkan bahwa penulis yang mampu menulis sederhana justru adalah mereka yang benar-benar memahami topik yang dibahas.

 

Kesimpulan

Menulis buku dengan bahasa yang mudah dipahami semua kalangan adalah langkah strategis untuk menjangkau pembaca secara luas dan membangun koneksi yang lebih dalam antara penulis dan pembaca. Melalui penggunaan kalimat sederhana, contoh konkret, struktur logis, dan penyesuaian gaya bahasa, penulis dapat menyampaikan pesan yang kuat tanpa kehilangan kedalaman isi.

Dalam dunia yang semakin padat informasi, pembaca mencari tulisan yang bukan hanya informatif, tetapi juga mudah dimengerti dan relevan dengan kehidupan mereka. Oleh karena itu, kemampuan menulis secara jelas dan sederhana adalah aset berharga bagi penulis masa kini.

 

Daftar Pustaka

·         Fry, E. (1977). Elementary Reading Instruction. New York: McGraw-Hill.

·         Gunning, R. (2003). The Technique of Clear Writing. New York: McGraw-Hill.

·         Isaacson, W. (2007). Einstein: His Life and Universe. New York: Simon & Schuster.

·         Plain Language Association International (PLAIN). (2020). What is plain language? Retrieved from https://plainlanguagenetwork.org/plain-language/

·         Zinsser, W. (2006). On Writing Well: The Classic Guide to Writing Nonfiction (30th anniversary ed.). New York: Harper Perennial.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar