Menulis |
Pendahuluan
Bahasa adalah jembatan utama antara penulis dan pembaca. Sebagus apa pun ide
dan pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah buku, jika disampaikan dengan
bahasa yang rumit dan membingungkan, maka pesan itu berisiko tidak sampai
kepada pembaca. Dalam dunia kepenulisan modern, terutama di era informasi
seperti saat ini, kemampuan untuk menyampaikan gagasan dengan bahasa
yang mudah dipahami oleh semua kalangan menjadi keterampilan yang
sangat penting.
Meskipun sebagian penulis menganggap penggunaan istilah teknis atau gaya
bahasa sastrawi sebagai penanda kualitas tulisan, sesungguhnya kekuatan sejati
dari sebuah karya tulis terletak pada kemampuannya menjangkau sebanyak
mungkin pembaca. Artikel ini membahas prinsip, strategi, dan alasan
pentingnya menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, disertai referensi dari
para ahli literasi dan komunikasi.
1. Mengapa Bahasa yang Sederhana itu Penting?
a. Meningkatkan Aksesibilitas
Bahasa yang sederhana memungkinkan buku diakses oleh berbagai lapisan
masyarakat—dari pelajar, profesional, ibu rumah tangga, hingga pembaca dengan
latar belakang pendidikan yang berbeda-beda.
Menurut Plain Language Association International (2020), bahasa yang jelas
dan langsung mendorong pemahaman yang lebih baik dan mempercepat pembelajaran.
Mereka mendefinisikan bahasa sederhana sebagai:
“Communication your audience can understand the first time they read or hear
it” (PLAIN, 2020, para. 1).
b. Meningkatkan Daya Tarik Buku
Buku dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami akan lebih cepat mendapat
sambutan luas, terutama di era media sosial yang serba cepat. Buku semacam ini
cenderung lebih banyak direkomendasikan dari mulut ke mulut karena mudah
“masuk” ke pembaca umum.
c. Menghindari Ambiguitas dan Kebingungan
Penggunaan kalimat kompleks atau istilah teknis yang tidak dijelaskan dapat
menimbulkan ambiguitas. Hal ini dapat merusak alur pemahaman pembaca dan
menyebabkan mereka kehilangan minat.
2. Prinsip Dasar Penulisan Bahasa yang Mudah Dipahami
a. Gunakan Kalimat Pendek dan
Efektif
Kalimat yang terlalu panjang cenderung membingungkan. Kalimat efektif
umumnya terdiri dari 12–20 kata.
Gunning (2003) menjelaskan bahwa kalimat pendek mempermudah proses decoding
(pemahaman) dan membuat pembaca tidak cepat lelah.
b. Hindari Istilah Teknis Tanpa Penjelasan
Jika penulis harus menggunakan istilah teknis, sebaiknya disertai penjelasan
atau contoh konkret agar pembaca bisa mengerti tanpa harus mencari referensi
tambahan.
c. Gunakan Struktur Bahasa yang Logis
Tulisan harus mengikuti struktur berpikir yang mudah diikuti: pengantar →
penjelasan → contoh → penegasan ulang.
d. Gunakan Kata Ganti Orang
Kedua atau Ketiga
Menulis dengan menyebut “Anda” atau “mereka” membantu membangun koneksi
personal antara penulis dan pembaca.
3. Teknik
Menyederhanakan Bahasa Tulisan
a. Gunakan
Sinonim yang Umum
Daripada menulis “implementasi strategi yang kompleks,” lebih baik diganti
dengan “penerapan rencana yang rumit.”
Menurut Zinsser (2006), kejelasan adalah kebajikan tertinggi dalam menulis,
dan penggunaan kata umum lebih disukai daripada istilah teknis.
b. Gunakan Metafora atau Analogi
Metafora membantu menjelaskan konsep abstrak atau teknis dengan
membandingkannya dengan hal yang sudah akrab bagi pembaca.
Contoh:
“Membuat rencana keuangan itu seperti menyiapkan peta sebelum perjalanan
jauh.”
c. Terapkan
Prinsip “Show, Don’t Tell”
Alih-alih menyampaikan fakta secara kering, berikan ilustrasi yang bisa
“dirasakan” oleh pembaca. Contoh:
Telling: “Dia orang yang sangat miskin.”
Showing: “Ia harus memilih antara membeli beras atau membayar
listrik hari itu.”
d. Gunakan Visual atau Tabel (jika memungkinkan)
Dalam buku nonfiksi atau panduan praktis, grafik atau tabel membantu
menyederhanakan informasi.
4. Contoh Buku dengan Bahasa yang Mudah Dipahami
Banyak buku populer yang menggunakan bahasa sederhana namun berdampak luas:
·
“Filosofi Teras”
oleh Henry Manampiring: Buku ini membahas filsafat Stoikisme dengan
bahasa santai dan analogi kekinian.
·
“Atomic Habits”
oleh James Clear: Menjelaskan teori perubahan perilaku dalam bahasa
yang mudah dimengerti siapa saja.
·
“Men Are from Mars,
Women Are from Venus” oleh John Gray: Menyampaikan teori relasi gender
dengan gaya bertutur naratif dan ringan.
Buku-buku tersebut sukses secara komersial karena bahasa mereka
bersahabat dan dapat dipahami oleh pembaca dari berbagai latar
belakang.
5.
Menyesuaikan Bahasa dengan Target Pembaca
Menulis untuk semua kalangan bukan berarti mengorbankan kedalaman isi.
Triknya adalah menyesuaikan gaya bahasa dengan target utama pembaca,
sambil tetap menjaga keterbukaan untuk kalangan lain.
Contoh Penyesuaian:
·
Untuk pelajar: Gunakan
kalimat pendek, contoh konkret, dan pertanyaan retoris.
·
Untuk masyarakat umum:
Hindari jargon, gunakan analogi sehari-hari.
·
Untuk pembaca profesional:
Gunakan struktur logis yang sistematis, namun tetap dalam bahasa yang efisien.
Menurut Fry (1977), pemilihan kosa kata dan panjang kalimat yang sesuai akan
menentukan tingkat keterbacaan (readability) sebuah teks. Formula seperti Flesch
Reading Ease juga bisa digunakan untuk menguji tingkat keterbacaan
naskah.
6. Tantangan dan Solusi dalam Menulis Bahasa Sederhana
a. Tantangan
·
Takut dianggap “terlalu
sederhana” atau tidak ilmiah.
·
Sulit menyederhanakan ide
kompleks tanpa mengorbankan makna.
·
Kurang latihan menulis
secara lugas.
b. Solusi
·
Latih diri menulis
ringkasan (summary) satu paragraf untuk setiap bab.
·
Mintalah orang awam membaca
draft tulisan dan beri catatan bagian yang membingungkan.
·
Gunakan alat bantu seperti Hemingway
Editor untuk menilai tingkat kesederhanaan tulisan.
7. Bahasa Sederhana Bukan Berarti Dangkal
Penting untuk ditekankan bahwa menulis dengan bahasa sederhana tidak sama
dengan menulis secara dangkal. Justru dibutuhkan keterampilan tinggi untuk menjelaskan
hal rumit dengan kata-kata yang ringan dan jelas.
Einstein pernah berkata:
“If you can’t explain it simply, you don’t understand it well enough.”
(Einstein, dikutip dalam Isaacson, 2007, p. 317)
Ini menunjukkan bahwa penulis yang mampu menulis sederhana justru adalah
mereka yang benar-benar memahami topik yang dibahas.
Kesimpulan
Menulis buku dengan bahasa yang mudah dipahami semua kalangan adalah langkah
strategis untuk menjangkau pembaca secara luas dan membangun koneksi yang lebih
dalam antara penulis dan pembaca. Melalui penggunaan kalimat sederhana, contoh
konkret, struktur logis, dan penyesuaian gaya bahasa, penulis dapat
menyampaikan pesan yang kuat tanpa kehilangan kedalaman isi.
Dalam dunia yang semakin padat informasi, pembaca mencari tulisan yang bukan
hanya informatif, tetapi juga mudah dimengerti dan relevan dengan
kehidupan mereka. Oleh karena itu, kemampuan menulis secara jelas dan
sederhana adalah aset berharga bagi penulis masa kini.
Daftar
Pustaka
·
Fry, E. (1977). Elementary
Reading Instruction. New York: McGraw-Hill.
·
Gunning, R. (2003). The
Technique of Clear Writing. New York: McGraw-Hill.
·
Isaacson, W. (2007). Einstein:
His Life and Universe. New York: Simon & Schuster.
·
Plain Language Association
International (PLAIN). (2020). What is plain language? Retrieved from
https://plainlanguagenetwork.org/plain-language/
·
Zinsser, W. (2006). On
Writing Well: The Classic Guide to Writing Nonfiction (30th anniversary
ed.). New York: Harper Perennial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar