Pendahuluan
Resensi buku merupakan salah satu bentuk kritik sastra dan akademik yang
bertujuan untuk mengulas sebuah buku berdasarkan berbagai perspektif. Menurut
Tarigan (2013), resensi bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap isi buku,
gaya penulisan, serta manfaat yang dapat diperoleh pembaca dari buku tersebut.
Secara umum, resensi dapat dibedakan menjadi tiga jenis utama, yaitu resensi
informatif, deskriptif, dan kritis. Masing-masing jenis resensi memiliki
karakteristik tersendiri dalam cara penyajian, tingkat analisis, serta tujuan
akhirnya.
Resensi Informatif
Resensi informatif adalah jenis resensi yang berfokus pada penyampaian
informasi mengenai isi buku secara ringkas dan objektif tanpa memberikan
analisis mendalam (Suryaman, 2010). Jenis resensi ini bertujuan untuk
memberikan gambaran umum tentang buku kepada pembaca agar mereka dapat memahami
isi utama buku tanpa perlu membacanya secara keseluruhan.
Ciri-Ciri Resensi Informatif
1. Ringkasan
Singkat – Resensi ini hanya memberikan informasi dasar mengenai
isi buku, seperti tema utama, pokok bahasan, dan struktur buku.
2. Tanpa
Evaluasi Mendalam – Tidak ada analisis mendalam atau penilaian
kritis terhadap buku yang diresensi.
3. Objektif
dan Netral – Penyampaian informasi dilakukan secara faktual
tanpa memasukkan opini pribadi penulis resensi.
4. Sering
Digunakan dalam Media Massa – Biasanya diterbitkan dalam surat
kabar, majalah, atau katalog buku untuk memberikan gambaran cepat kepada calon
pembaca (Widyamartaya, 2004).
Contoh Penggunaan Resensi Informatif
Misalnya, sebuah resensi buku yang hanya menyebutkan bahwa buku The
Psychology of Money karya Morgan Housel membahas bagaimana pola
pikir dan kebiasaan seseorang dalam mengelola uang, tanpa memberikan analisis
mendalam tentang kelebihan dan kekurangan buku tersebut. Pembaca hanya
mendapatkan informasi dasar mengenai isi buku tanpa ada evaluasi atau kritik
terhadapnya.
Resensi Deskriptif
Resensi deskriptif adalah jenis resensi yang menyajikan gambaran lebih
mendetail tentang isi buku dibandingkan dengan resensi informatif. Dalam
resensi ini, pengulas tidak hanya menyampaikan ringkasan isi buku tetapi juga
menjelaskan bagian-bagian penting yang dianggap menarik atau menonjol
(Nurgiyantoro, 2018).
Ciri-Ciri Resensi Deskriptif
1. Menjelaskan
Secara Rinci – Isi buku dipaparkan dengan lebih mendalam,
termasuk gaya bahasa, alur cerita (jika buku fiksi), dan struktur argumen (jika
buku nonfiksi).
2. Menonjolkan
Bagian Penting – Bagian yang dianggap paling menarik atau
berpengaruh dalam buku sering kali disorot.
3. Masih
Minim Analisis Kritis – Meskipun lebih detail daripada resensi
informatif, resensi deskriptif belum menyertakan kritik yang mendalam terhadap
isi buku (Mangunwijaya, 2019).
4. Bersifat
Naratif – Resensi ini cenderung ditulis dengan gaya bercerita
untuk memberikan gambaran yang lebih hidup kepada pembaca.
Contoh Penggunaan Resensi Deskriptif
Sebagai contoh, sebuah resensi deskriptif terhadap novel Laskar
Pelangi karya Andrea Hirata akan membahas bagaimana novel ini
mengangkat tema pendidikan, semangat juang, dan realitas sosial di Belitung.
Pengulas mungkin akan menjelaskan karakter-karakter utama, latar cerita, serta
gaya penulisan Andrea Hirata, tetapi tidak akan memberikan kritik tajam
terhadap kelemahan novel tersebut.
Resensi Kritis
Resensi kritis merupakan jenis resensi yang tidak hanya menggambarkan isi
buku, tetapi juga memberikan analisis mendalam serta penilaian terhadap
kekuatan dan kelemahan buku tersebut (Tarigan, 2013). Resensi ini biasanya
dilakukan oleh akademisi, kritikus sastra, atau pembaca yang memiliki pemahaman
mendalam mengenai bidang yang dibahas dalam buku.
Ciri-Ciri Resensi Kritis
1. Memuat
Analisis Mendalam – Resensi ini tidak hanya menyampaikan isi
buku, tetapi juga mengevaluasi argumen, gaya penulisan, serta keakuratan
informasi yang disajikan.
2. Menggunakan
Referensi dan Perbandingan – Pengulas sering kali membandingkan
buku yang diresensi dengan buku lain dalam bidang yang sama untuk memberikan
perspektif yang lebih luas (Damono, 2015).
3. Menampilkan
Kelebihan dan Kekurangan – Resensi kritis menyoroti aspek
positif dan negatif dari buku secara seimbang.
4. Menggunakan
Pendekatan Ilmiah – Resensi ini sering kali menggunakan
pendekatan akademik dan dikutip dalam jurnal ilmiah atau publikasi akademik
lainnya.
Contoh Penggunaan Resensi Kritis
Sebagai contoh, dalam meresensi buku Thinking, Fast and Slow
karya Daniel Kahneman, seorang pengulas mungkin akan membahas secara mendalam
bagaimana teori dua sistem pemikiran yang dikembangkan oleh Kahneman
memengaruhi bidang psikologi kognitif. Pengulas juga dapat mengkritik bagaimana
beberapa konsep dalam buku tersebut mungkin sulit diterapkan dalam kehidupan
nyata atau membandingkannya dengan teori psikologi lainnya.
Perbedaan dan Relevansi Jenis Resensi
Ketiga jenis resensi memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda. Resensi
informatif lebih cocok untuk memberikan gambaran singkat tentang sebuah buku
kepada pembaca yang ingin mendapatkan informasi cepat. Resensi deskriptif lebih
rinci dan cocok bagi mereka yang ingin memahami isi buku lebih dalam sebelum
membacanya. Sementara itu, resensi kritis ditujukan bagi pembaca yang menginginkan
analisis mendalam tentang buku, baik dalam konteks akademik maupun sebagai
bahan perbandingan dengan literatur lain (Suryaman, 2010).
Dalam dunia literasi modern, ketiga jenis resensi ini sering kali muncul
dalam berbagai format. Media massa dan platform digital seperti blog dan media
sosial sering kali menggunakan resensi informatif dan deskriptif untuk menarik
minat pembaca. Di sisi lain, jurnal akademik dan forum diskusi ilmiah lebih
sering menggunakan resensi kritis untuk menilai kontribusi suatu buku dalam
bidang keilmuannya.
Kesimpulan
Resensi buku merupakan salah satu bentuk apresiasi dan kritik terhadap
sebuah karya yang memiliki peran penting dalam dunia literasi dan akademik.
Terdapat tiga jenis utama resensi, yaitu resensi informatif, deskriptif, dan
kritis. Resensi informatif memberikan gambaran singkat tentang isi buku tanpa
analisis mendalam. Resensi deskriptif menjelaskan isi buku dengan lebih detail
tetapi masih minim kritik. Sementara itu, resensi kritis menawarkan evaluasi
mendalam terhadap isi, struktur, dan kontribusi buku dalam bidangnya. Ketiga
jenis resensi ini memiliki peran masing-masing dan dapat digunakan sesuai
dengan tujuan dan kebutuhan pembaca. Dengan memahami perbedaan antara
jenis-jenis resensi ini, pembaca dan penulis dapat lebih efektif dalam
menyajikan serta mengevaluasi karya-karya yang ada di dunia literasi.
Referensi
·
Damono, S. D. (2015). Sastra
dan Kritik Sastra. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
·
Mangunwijaya, Y. B. (2019). Menulis
Resensi yang Berkualitas. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
·
Nurgiyantoro, B. (2018). Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
·
Suryaman, M. (2010). Menilai Karya Sastra:
Panduan Meresensi Buku. Bandung: Remaja Rosdakarya.
·
Tarigan, H. G. (2013). Prinsip-Prinsip
Dasar Resensi Buku. Jakarta: Pustaka Pelajar.
·
Widyamartaya, A. (2004). Strategi
Membaca Buku Secara Kritis. Yogyakarta: Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar