Tips Menulis |
“Jika kamu tidak punya waktu untuk membaca, maka kamu tidak punya waktu (atau alat) untuk menulis.” – Stephen King
Menulis adalah seni menyusun kata-kata menjadi makna. Namun, sebelum seorang
penulis dapat menjadi ahli dalam menyampaikan gagasan lewat tulisan, ia
terlebih dahulu harus menjadi pembaca yang baik. Membaca bukan hanya sekadar
aktivitas pasif untuk mengisi waktu luang, tetapi merupakan fondasi utama dalam
membentuk keterampilan menulis yang kuat dan bernilai. Banyak penulis besar di
dunia mengakui bahwa karya-karya terbaik mereka lahir dari kebiasaan membaca
yang konsisten dan mendalam.
Dalam artikel ini, Cemerlang Publishing akan membahas secara mendalam mengapa
membaca itu sangat penting bagi para penulis, baik pemula
maupun profesional. Mulai dari pengayaan kosakata, pemahaman struktur tulisan,
hingga pembentukan gaya menulis yang otentik, membaca adalah kunci yang tak
tergantikan dalam perjalanan kepenulisan.
1. Membaca Memperkaya
Kosakata dan Gaya Bahasa
Salah satu keuntungan paling nyata dari membaca adalah pengayaan kosakata.
Semakin banyak seorang penulis membaca, semakin banyak pula kata-kata baru yang
ia temui dan pahami. Kosakata yang luas memungkinkan seorang penulis untuk
lebih ekspresif, kreatif, dan variatif dalam menulis. Tidak hanya itu, membaca
juga membantu penulis memahami bagaimana kata-kata tersebut digunakan dalam
konteks yang tepat.
Misalnya, membaca novel-novel sastra klasik seperti karya Pramoedya Ananta
Toer atau Chairil Anwar, memberikan contoh penggunaan bahasa yang puitis, penuh
nuansa, dan kaya makna. Di sisi lain, membaca artikel berita atau esai ilmiah
membantu penulis mengembangkan kemampuan menulis yang padat, informatif, dan
objektif.
Gaya bahasa juga ikut terbentuk melalui proses membaca. Setiap penulis
memiliki ciri khas tersendiri dalam menyusun kalimat, membangun suasana, dan
menyampaikan emosi. Dengan membaca berbagai genre dan gaya penulisan, penulis
dapat menemukan inspirasi untuk membentuk gayanya sendiri.
2. Membaca Mengasah
Pemahaman terhadap Struktur Tulisan
Membaca karya tulis yang baik membantu penulis memahami bagaimana sebuah
tulisan dibangun secara struktural. Bagaimana pengantar disusun, bagaimana alur
cerita dibentuk, konflik ditata, hingga klimaks dan resolusi ditutup dengan
memuaskan — semua ini adalah hal-hal yang bisa dipelajari lewat membaca.
Bagi penulis fiksi, membaca novel membantu memahami teknik plot dan
karakterisasi. Bagi penulis nonfiksi, membaca esai, artikel, atau buku
pengembangan diri memberikan wawasan tentang bagaimana menyusun argumen secara
logis dan menarik. Struktur tulisan bukan hanya tentang “kerangka,” tetapi juga
tentang ritme, transisi antar paragraf, dan keseimbangan antara informasi dan
narasi.
Penulis yang rajin membaca akan terbiasa dengan struktur-struktur yang
efektif dan dapat menerapkannya dalam karyanya sendiri secara lebih alami dan
efisien.
3. Membaca Menumbuhkan
Inspirasi dan Ide-Ide Baru
Salah satu tantangan utama dalam menulis adalah menghadapi kebuntuan ide atau
yang sering disebut dengan writer’s block. Di sinilah membaca berperan sebagai
penyulut inspirasi. Membaca membuka cakrawala berpikir, mengenalkan penulis
pada dunia baru, tokoh-tokoh unik, dan konflik-konflik menarik yang bisa diolah
menjadi cerita atau tulisan yang segar.
Banyak penulis mengaku bahwa ide-ide terbaik mereka lahir setelah membaca
karya orang lain. Bukan berarti meniru, melainkan memetik semangat, tema, atau
pendekatan yang kemudian dikembangkan menjadi karya orisinal. Bahkan, membaca
buku-buku dari genre yang berbeda bisa memberikan perspektif yang tak terduga
dan memperkaya sudut pandang penulis.
4. Membaca Membantu
Penulis Menghindari Klise dan Kesalahan Umum
Ketika seorang penulis tidak banyak membaca, ia cenderung terjebak dalam
pola-pola penulisan yang itu-itu saja. Kalimat menjadi membosankan, tema terasa
usang, dan gaya bahasa kurang menarik. Lebih parah lagi, penulis bisa mengulang
klise yang sama dengan ratusan penulis lain tanpa menyadarinya.
Dengan membaca secara luas, penulis bisa mengidentifikasi kecenderungan umum
dalam penulisan dan belajar bagaimana menghindari jebakan klise. Ia juga akan
lebih peka terhadap kesalahan-kesalahan tata bahasa, logika, atau narasi yang
sering muncul dalam tulisan-tulisan yang kurang matang.
Membaca memberikan contoh konkret tentang apa yang berhasil dan apa yang
tidak dalam dunia kepenulisan.
5. Membaca Menghubungkan
Penulis dengan Komunitas Sastra dan Literasi
Setiap buku adalah jendela ke dunia lain — dunia yang diciptakan oleh
penulis lain. Dengan membaca, seorang penulis secara tidak langsung membangun
koneksi dengan penulis-penulis tersebut, menyelami pemikiran mereka, dan ikut
terlibat dalam dialog intelektual serta emosional yang lintas waktu.
Lebih dari itu, membaca membantu penulis memahami tren dan perkembangan
dalam dunia literasi. Apa yang sedang diminati pembaca saat ini? Genre apa yang
sedang berkembang? Apa isu-isu sosial yang banyak diangkat dalam karya sastra
kontemporer? Semua informasi ini sangat penting untuk penulis yang ingin tetap
relevan dan diterima pasar.
6. Membaca Melatih
Kesabaran dan Ketekunan
Menulis bukan pekerjaan yang instan. Ia membutuhkan waktu, proses berpikir,
revisi berulang, dan tentu saja konsistensi. Membaca adalah latihan yang baik
untuk melatih kesabaran dan ketekunan itu. Saat membaca, kita belajar untuk
menyimak, merenung, dan memahami isi bacaan — keterampilan yang sama pentingnya
dalam proses menulis.
Seorang penulis yang rajin membaca akan lebih terbiasa dengan proses panjang
dalam penciptaan karya. Ia tidak mudah menyerah saat merasa tulisannya belum
sempurna, karena ia tahu bahwa semua karya hebat membutuhkan waktu dan kerja
keras.
7. Membaca Adalah Sumber Pembelajaran
Seumur Hidup
Terakhir, dan yang paling penting: membaca adalah sarana pembelajaran yang
tak ada habisnya. Tidak peduli seberapa hebat seorang penulis, ia tetap harus
membaca untuk terus belajar dan berkembang. Dunia terus berubah, bahasa terus
berkembang, dan ide-ide baru terus bermunculan. Membaca membantu penulis untuk
tetap terbuka, adaptif, dan inovatif.
Setiap buku, artikel, puisi, atau esai yang dibaca menambah wawasan dan
memperkaya batin penulis. Ia menjadi lebih bijak, lebih peka terhadap isu-isu
kemanusiaan, dan lebih mampu menyalurkan empati melalui kata-kata.
Penutup: Menulis adalah
Buah dari Membaca
Tidak ada jalan pintas untuk menjadi penulis hebat. Keterampilan menulis
bukanlah bakat semata, tetapi hasil dari proses panjang yang dipupuk dengan
kesabaran, latihan, dan tentu saja: membaca. Seperti seorang musisi yang harus
mendengarkan banyak musik sebelum bisa menciptakan lagu, atau seorang pelukis
yang harus melihat banyak lukisan sebelum menciptakan karya agungnya, demikian
pula seorang penulis — ia harus membaca.
Cemerlang Publishing percaya bahwa membaca dan
menulis adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Kami mendorong
para penulis muda dan calon penulis untuk memperbanyak bacaan, menjelajahi
berbagai genre, dan menyerap kekayaan literasi yang ada di sekitar. Karena
hanya dengan membaca, tulisan-tulisan kita akan memiliki kedalaman, keaslian,
dan makna yang membekas di hati pembaca.
Mari jadikan membaca sebagai bagian dari gaya hidup menulis. Jadikan buku
sebagai sahabat dalam perjalanan kreatif kita. Dan jangan lupa, dari pembaca
yang baik, akan lahir penulis-penulis yang luar biasa.
Cemerlang Publishing
Menerbitkan Karya, Menebar Manfaat.
📚 Kunjungi kami di www.cvcemerlangpublishing.com untuk informasi penerbitan, tips menulis, dan
kisah-kisah inspiratif lainnya.